Seruan Damai dari Parlemen: DPR Minta Pemerintah Mediasi Konflik India dan Pakistan
Ketegangan antara India dan Pakistan kembali mencuat dalam dinamika geopolitik Asia Selatan. Menanggapi situasi tersebut, sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyerukan agar pemerintah Indonesia mengambil peran aktif sebagai juru damai dalam konflik dua negara bertetangga itu. Seruan ini bukan tanpa alasan: Indonesia dinilai memiliki kredibilitas dan sejarah panjang dalam diplomasi damai.
Ketegangan India-Pakistan yang Tak Kunjung Usai
India dan Pakistan memiliki sejarah panjang konflik, khususnya terkait wilayah Kashmir yang menjadi sumber ketegangan utama sejak kedua negara merdeka dari Inggris pada tahun 1947. Meskipun keduanya telah beberapa kali menandatangani perjanjian perdamaian, insiden militer dan ketegangan politik kerap kembali terjadi, menimbulkan kekhawatiran di kawasan Asia Selatan dan global.
Dalam konteks tersebut, muncul kebutuhan mendesak akan mediasi pihak ketiga yang netral dan dipercaya oleh kedua belah pihak. Di sinilah nama Indonesia mencuat sebagai calon penengah yang potensial.
Indonesia dan Diplomasi Non-Blok
Anggota DPR menilai, posisi Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi prinsip non-blok, bebas aktif, dan damai dapat menjadi modal diplomasi kuat. Sejak era Presiden Soekarno, Indonesia telah memainkan peran penting dalam berbagai forum internasional, termasuk Konferensi Asia-Afrika dan Gerakan Non-Blok. Reputasi ini memberi legitimasi bagi Indonesia untuk tampil sebagai mediator dalam konflik antarnegara, termasuk antara India dan Pakistan.
“Indonesia punya tradisi diplomasi yang kuat dan dihormati. Kita tidak punya kepentingan tersembunyi dalam konflik India-Pakistan. Justru karena itu, kita bisa dipercaya oleh kedua pihak,” ujar salah satu anggota Komisi I DPR RI.
Seruan Konkret ke Pemerintah
DPR mendorong Kementerian Luar Negeri untuk menginisiasi pendekatan damai, baik secara bilateral maupun melalui forum internasional seperti ASEAN, OKI, atau PBB. Langkah awal bisa dilakukan dengan mengundang dialog lintas diplomatik, seminar perdamaian, atau mempertemukan tokoh-tokoh sipil dari kedua negara.
Lebih dari sekadar simbolik, upaya ini menunjukkan kepedulian Indonesia terhadap stabilitas kawasan dan solidaritas antarnegara berkembang.
Manfaat Strategis Bagi Indonesia
Selain berkontribusi terhadap perdamaian dunia, peran mediasi ini juga dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin regional dan aktor global yang diperhitungkan. Keberhasilan dalam diplomasi damai akan memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang mampu menyatukan perbedaan dan membangun dialog, bukan hanya di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga di panggung dunia.
Diplomasi sebagai Jalan Tengah
Seruan dari parlemen bukan sekadar ajakan idealis, tetapi juga pengingat bahwa Indonesia punya potensi dan tanggung jawab moral untuk berkontribusi pada perdamaian global. Di tengah dunia yang penuh konflik, kehadiran negara-negara seperti Indonesia sangat dibutuhkan untuk menjembatani dialog dan mendorong rekonsiliasi.
Peran mediasi bukan hanya soal politik luar negeri, tapi juga cerminan nilai luhur bangsa yang menjunjung perdamaian, persatuan, dan keadilan.