Proyek Laptop Kemendikbud Seret Nama Eks GOTO, Kejagung Lakukan Pemeriksaan
Kejaksaan Agung Republik Indonesia kembali menguak satu babak penting dalam penanganan dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek pengadaan laptop Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kali ini, nama mantan petinggi perusahaan teknologi raksasa, GOTO, turut terseret dalam proses penyelidikan.
Kehadiran mantan eksekutif GOTO di Gedung Bundar Kejagung awal pekan ini sontak mengundang perhatian publik dan media. Pemeriksaan ini dikaitkan dengan perannya saat menjabat di perusahaan yang diduga menjadi salah satu pihak yang terlibat dalam rantai distribusi atau penyediaan perangkat dalam proyek yang kini tengah diperiksa kejaksaan.
Kejagung: “Pemeriksaan untuk Klarifikasi Peran dan Aliran Barang”
Dalam keterangan resminya, pihak Kejaksaan Agung menyampaikan bahwa pemeriksaan terhadap eks petinggi GOTO bukan berarti penetapan tersangka, melainkan bagian dari upaya mengurai jalur distribusi dan mengetahui siapa saja yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan laptop untuk sekolah-sekolah di berbagai daerah.
“Kami memanggil yang bersangkutan untuk dimintai keterangan seputar dugaan keterlibatan korporasi yang dipimpinnya dulu dalam pengadaan tersebut,” ujar salah satu pejabat di Kejagung.
Pemeriksaan ini juga mencakup pertanyaan soal mekanisme kerja sama, jalur pengadaan barang, serta kemungkinan adanya markup harga atau pengalihan spesifikasi produk dari standar yang telah ditentukan pemerintah.
Proyek Laptop Bernilai Triliunan Rupiah Jadi Sorotan
Proyek pengadaan laptop ini sebelumnya diluncurkan sebagai bagian dari program digitalisasi pendidikan nasional. Pemerintah melalui Kemendikbud menganggarkan triliunan rupiah untuk mendistribusikan laptop ke ribuan sekolah guna mendukung pembelajaran daring dan hybrid pasca pandemi.
Namun sejak awal pelaksanaannya, proyek ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk soal harga satuan yang dianggap terlalu tinggi dan spesifikasi perangkat yang dinilai tidak sesuai dengan nilai kontrak. Situasi ini lantas membuka ruang penyelidikan lebih lanjut dari aparat penegak hukum.
GOTO dalam Sorotan, Tapi Belum Tentu Bersalah
Perusahaan GOTO, sebagai hasil merger dua raksasa teknologi Indonesia (Gojek dan Tokopedia), memiliki jejaring luas dalam ekosistem digital dan logistik. Dugaan bahwa anak usaha atau mitra GOTO terlibat dalam distribusi perangkat membuat keterkaitan korporasi ini tidak bisa diabaikan. Namun, hingga kini, tidak ada pernyataan resmi yang menyatakan keterlibatan langsung GOTO sebagai institusi dalam proyek pengadaan laptop.
Pemeriksaan terhadap eks petingginya menjadi langkah awal untuk menelusuri seberapa dalam relasi antara perusahaan dan proyek tersebut.
Kejagung terus menelusuri setiap elemen dalam proyek laptop Kemendikbud yang kini tengah disorot publik. Pemeriksaan terhadap mantan bos GOTO merupakan bagian dari komitmen lembaga penegak hukum untuk menghadirkan transparansi dan akuntabilitas dalam proyek negara. Meski nama besar korporasi ikut disebut, proses hukum harus dijalankan dengan hati-hati dan berlandaskan data.
Masyarakat pun berharap, kasus ini bisa diusut tuntas hingga akar-akarnya, demi mencegah kerugian negara dan menciptakan iklim proyek pendidikan yang bersih dan berpihak pada mutu.