Muhammadiyah Tanggapi Prabowo: Pengakuan Israel Harus Tunggu Kemerdekaan Palestina Nyata
Wacana pengakuan diplomatik terhadap Israel kembali mencuat ke permukaan usai pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang membuka kemungkinan Indonesia mengakui Israel, asalkan Palestina telah meraih kemerdekaan sepenuhnya. Pernyataan tersebut menuai reaksi beragam dari berbagai kalangan, termasuk organisasi keagamaan besar seperti Muhammadiyah.
Menanggapi hal tersebut, Muhammadiyah menekankan bahwa pengakuan terhadap Israel tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa dan harus benar-benar bergantung pada realisasi kemerdekaan penuh Palestina, bukan sekadar janji atau simbol politik semata.
Komitmen Moral dan Sejarah Bangsa
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam pernyataan resminya, menyampaikan bahwa Indonesia sejak awal telah memiliki posisi yang tegas dan historis dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. Dukungan ini bukan hanya berdasarkan solidaritas agama, melainkan juga karena semangat anti-kolonialisme yang menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia sendiri.
“Jika Palestina benar-benar merdeka dalam arti sesungguhnya—berdaulat penuh atas wilayah, pemerintahan, dan kebijakan luar negerinya—barulah bisa dipertimbangkan untuk mengambil langkah diplomatik yang lebih terbuka terhadap Israel,” tegas perwakilan Muhammadiyah.
Kemerdekaan Palestina Tidak Bisa Dimaknai Simbolik
Muhammadiyah menilai bahwa definisi “kemerdekaan” yang menjadi syarat dalam pernyataan Prabowo harus diperjelas secara substansial. Organisasi ini khawatir jika kemerdekaan hanya dimaknai secara simbolik atau administratif, maka justru akan mengkhianati perjuangan panjang rakyat Palestina yang selama puluhan tahun hidup di bawah pendudukan dan tekanan militer.
“Jangan sampai pengakuan terhadap Israel menjadi langkah prematur yang justru mengendurkan dukungan internasional terhadap hak-hak dasar rakyat Palestina,” ujar tokoh Muhammadiyah lainnya.
Diplomasi Tetap Diperlukan, Tapi Jangan Abaikan Prinsip
Meski tetap membuka ruang dialog dan diplomasi, Muhammadiyah menekankan pentingnya menjaga prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan. Indonesia diharapkan tidak melupakan posisinya sebagai negara yang selama ini berdiri teguh bersama rakyat Palestina di forum-forum internasional.
Langkah pengakuan diplomatik, menurut Muhammadiyah, bukan sekadar keputusan politik, tapi juga menyangkut integritas moral bangsa dalam membela hak asasi manusia dan menolak segala bentuk penjajahan.
Hati-hati Melangkah di Tengah Sensitivitas Global
Pernyataan Prabowo tentang kemungkinan pengakuan terhadap Israel setelah kemerdekaan Palestina menjadi bahan diskusi penting di ranah diplomasi Indonesia. Muhammadiyah hadir sebagai suara penyeimbang, yang mengingatkan agar keputusan luar negeri tetap berpijak pada nilai-nilai konstitusional dan moral bangsa.
Dengan sikap hati-hati namun tegas, Muhammadiyah menyerukan agar kemerdekaan Palestina yang nyata dan berdaulat harus menjadi prasyarat mutlak sebelum Indonesia mengambil langkah historis seperti mengakui Israel sebagai negara mitra diplomatik.